Membuat Awet Baterai Smartphone dengan Bahan Hidrogen
Bahan Hidrogen menambah Ketahanan Baterai Smartphone
Harus diakui kalau smartphone memiliki sebuah kelemahan yang belum teratasi dengan baik hingga saat ini, yaitu masalah ketahanan baterai. Dulu ketika kita masih memakai hanphone jadul, baterai yang ada di dalamnya bisa bertahan sampai seminggu bahkan lebih.
Sekarang smartphone modern mengkonsumsi listrik berlipat-lipat lebih banyak karena semakin kompleks fitur yang tertanam di dalamnya. Menjadikan kita setiap hari harus melakukan isi ulang baterai, bahkan kadang tidak cukup hanya sekali charge dalam sehari saja.
Kini, tim ilmuwan dari perusahaan Intelligent Energy telah berhasil membuat baterai yang mampu bertahan hingga seminggu untuk perangkat smartphone. Hal ini tentu menguntungkan bagi pengguna smartphone milenial karena tidak akan lagi khawatir kehabisan baterai setiap harinya.
Para ahli menggunakan iPhone 6 untuk membuat prototipe baterai tahan lama mereka di mana hidrogen sebagai salah satu elemen utama dari komposisinya. Jadi, untuk baterai lithium-ion dari smartphone ditambahkan sel hidrogen khusus, yang memiliki lubang ventilasi kecil di mana uap air tersebut dikeluarkan.
Sistem inovatif yang menghasilkan energi dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen ini memancarkan panas dan uap air yang tak terlihat. Terbukti hal ini berhasil meningkatkan masa pakai baterai smartphone beberapa hari lebih lama dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Selain itu, gas dalam baterai ini dapat diisi ulang dengan adaptor terminal.
Untuk saat ini, perusahaan telah secara eksklusif menyajikan prototipe, yang casing perangkatnya harus sedikit dimodifikasi sesuai kebutuhan perusahaan smartphone. Hal berikutnya adalah mendapatkan cukup dana untuk meluncurkan versi komersial yang mungkin akan sukses di pasar luas kedepannya.
Namun riset ini memiliki sebuah Kontra yaitu, baterai lithium-ion maupun hidrogen tentunya akan menimbulkan beberapa masalah baru: lithium dan hidrogen adalah logam langka, dimana proses produksinya menggunakan bahan lain yang membutuhkan banyak senyawa kimia yang sangat amat beracun. Selain itu, sulit untuk mendaur ulang lithium yang telah terpakai di dalam baterai.
Mungkin perlu saya sampaikan juga bahwa akhir-akhir ini beberapa prototipe ramah lingkungan telah muncul. Ide yang cukup menarik baru saja disajikan oleh tim dari Universitas Uppsala (Swedia), yaitu membuat baterai menggunakan getah pinus. Para peneliti mengatakan bahwa getah pinus mampu menyimpan energi sama seperti ion-lithium dan dapat didaur ulang menggunakan produk-produk non-polusi, seperti air dan etanol.