Dampak Corona, Pelajar dan Orangtua Keluhkan Belajar Jarak Jauh
Dampak Virus Corona
Akibat merebaknya kasus corona virus di Indonesia, tidak sedikit sektor yang terkena dampak, salah satunya adalah sektor Pendidikan di Indonesia. Setelah adanya himbauan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo tentang pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi, untuk mengurangi aktivitas di luar rumah demi menekannya angka kasus penyebaran COVID-19 pada tanggal 24 maret 2020, hampir seluruh Lembaga Pendidikan berlomba-lomba mempersiapkan sistem pembelajran jarak jauh bagi peserta didik agar tetap terselenggaranya KBM meskipun tidak adanya tatap muka secara langsung
Jika dilihat dari opini masyarakat mengenai dampak dari pandemi pada dunia Pendidikan, pelajar maupun orangtua lebih berfokus terhadap dampak negatif, apalagi bagi masyarakat yang mengalami keterbatasan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh, disamping dengan keluhan yang berbeda-beda pada berbagai pihak.
Tidak adanya tidak lanjut dari pemerintah mengenai kurang maksimalnya pembelajaran jarak jauh ini, banyak orangtua yang mengeluhkan pihak sekolah untuk mengurangi pekerjaan rumah pada anak, karena berdampak pada kegiatan orangtua yang banyak terhambat terkait harus pula menggantikan peran guru disekolah setiap harinya,
Berikut salah satu komentar orangtua di laman Instagram milik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim) terkait postingannya mengenai surat edaran kebijakan pembelajaran jarak jauh
”tolong untuk tugas anak ditiadakan dulu pak untuk 2minggu ini…. Krn gak semua ortu sama sdm nya bagaimana bisa ank mengerjakan tugas tanpa dijelaskan oleh pengajar…. Terus terang kerja orantua bertambah, kalo anaknya satu gak ngefek laa kalo anknya 3 ortu harus handle semua pelajarannya gimana???? Tolong dipertimbangkan umtuk tugas, ortu juga butuh tenaga dalam segi mental pak…. Mengkondisikan anak2 dengan imbas wabah ini fokus kita sebgai orangtua masih ditambah tusas sekolah anak L” ucap akun yang bernama @meirina_tisya (24/3) Adapula pelajar dan mahasiswa yang mengeluhkan mengenai keterbatasan mengakses internet pada daerah yang mengalami keterbatasan hingga tidak maksimal mengikuti pembelajaran yang seharusnya bisa diikuti oleh setiap pelajar ini.
Seperti pendapat salah satu mahasiswa yang dilansir dari AJNN.net ”kuliah online memang bagus saat seperti ini, tapi menjadi masalah ketika fasilitas pendukung tidak ada, tugas yang diberikan terlalu banyak bahkan jam kuliah online tidak sesuai jam mata kuliah, bbelum lagi ada beberapa teman yang kwalahan dengan kuliah online”, kata oges, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Dengan keaadaan yang tidak terkendali dan memungkinkan mengalami perubahan dalam waktu dekat, ini pastinya berdampak pada capaian tujuan pembelajaran yang tidak maksimal dan pada akhirnya mengalami penurunan dalam dunia Pendidikan.
Tentunya saat ini harapan banyak pihak hanyalah cepat berakhirnya pandemi ini, hingga seluruh lapisan masyarakat dapat melakukan kegiatan dan aktifitas secara normal kembali terutama dalam kegiatan pembelajaran.